Pages

Ads 468x60px

.

Selasa, 28 Februari 2012

Temu Konsultasi Program Dikmas 2012

Hasil survey Biro Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2012 menyebutkan jumlah penduduk tuna aksara di Indonesia  masih mencapai 7.547.344 orang. Dengan perincian penduduk usia 45 – 59 tahun yang masih tuna aksara tercatat masih 4.312.808 orang, penduduk usia 25 – 44 tahun tercatat 2.634.005 orang dan penduduk usia 15 – 24 tahun masih 600.531 orang.

“Meskipun kita telah jauh melampau target MDGs 2015, namun tetap masih diperlukan kerja keras dan komitmen kuat dari seluruh pihak untuk mengentaskan penduduk yang masih tuna aksara,” ujar Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Dittjen PAUDNI, Ella Yulaelawati, Ph.D dalam acara Temu Konsultasi Program Pendidikan Masyarakat Tahun 2012, Workshop Sosialisasi Inovasi Multikeaksaraan dan Peningkatan Kapasitas FK-PKBM dan Mitra di Hotel Safir Yogyakarta, Jumat (17/2).
Menurut Ella, terdapat empat fokus kebijakan pembinaan pendidikan masyarakat tahun 2012 yaitu pertama, memperkuat program pendidikan keaksaraan yang mampu meningkatkan kompetensi keaksaraan dasar dan paska keaksaraan bagi penduduk dewasa secara adil, merata dan bermutu.
“Tentunya harus terintegrasi dengan kecakapan hidup dan kemampuan pencegahan masalah social dan lingkungan untuk mendorong perbaikan kesejahteraan, produktivitas penduduk dan ikut serta dalam mendukung perbaikan indeks pembangunan manusia,” ujarnya.

Kedua, lanjut Ella, mendorong terselenggaranya gerakan membaca masyarakat dan memasyarakatkan membaca melalui pengembangan Taman Bacaan Masyarakat di ruang public seperti di mall, stasiun, rumah sakit dan terminal yang sangat bermanfaat bagi anggota masyarakat, termasuk untuk akasarawan baru, guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku.
Ketiga, meningkatkan pelayanan pendidikan pemberdayaan perempuan untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan, meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan, menghapuskan berbagai bentuk diskriminasi, kekerasan terhadap perempuan dan mendukung upaya pencegahan perdagangan orang (trafficking) serta tindak kekerasan (KDRT) sebagai wujud perlindungan HAM.

“Dan fokus kita terakhir atau keempat yaitu meningkatkan pengarusutamaan gender bidang pendidikan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pendidikan melalui peningkatan kesempatan bagi laki-laki dan perempuan dalam layanan, partisipasi, control dan memperoleh manfaat yang setera dalam bidang pendidikan,” katanya.

Acara temu konsultasi ini dihadiri 457 orang peserta yang berasal dari Dinas Pendidikan tingkat Provinsi, Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, Pusat Studi Wanita Perguruan Tinggi, Penyelenggara Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Pengelola Taman Bacaan Masyarakat dan organisasi social masyarakat yang ikut serta melaksanakan program pengentasan buta aksara dan pemberdayaan masyarakat.

Sejumlah narasumber pada acara ini berasal dari Inspektorat Jenderal Kemdikbut, Dirjen Pajak Kemenkeu, Dirjen Pembendaharaan Negara Kementerian Keuangan, Praktisi PAUDNI, praktisi kewirausahaan dan kepemudaan. (eko)

| Free Bussines? |


0 komentar:

Posting Komentar

MUSIC INSRUMENTAL


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com